ANAMBASBATAMBINTANDAERAHKARIMUNNASIONALNATUNATANJUNGPINANG

Wina Armada Berpulang, Hendry Ch Bangun: “Kita Sahabat Selamanya”

Avatar photo
40
×

Wina Armada Berpulang, Hendry Ch Bangun: “Kita Sahabat Selamanya”

Share this article

JAKARTA, Liputannews.id — Tokoh pers nasional, Wina Armada Sukardi, meninggal dunia pada Selasa (2/7/2025) sore. Kabar duka ini datang dari grup WhatsApp Persahabatan UI yang diterima Hendry Ch Bangun, Ketua Umum PWI Pusat, sekitar pukul 16.20 WIB.

Hendry mengungkapkan pertemuan terakhirnya dengan Wina pada 13 Juni lalu di Gedung Dewan Pers. Saat itu, keduanya hadir bersama sejumlah tokoh untuk menandatangani naskah kesepakatan pembentukan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) Kongres PWI.

“Waktu itu dia menghampiri saya dan bilang, ‘Kapan nih Ndri, kita ngopi-ngopi?’ Saya jawab, ‘Atur saja, saya sih ikut saja’,” kenang Hendry dalam catatannya yang ditulis dari Ciputat, Rabu (3/7/2025) pukul 17.30 WIB.

Menurut Hendry, ia dan Wina telah menjalin persahabatan lebih dari 40 tahun, dimulai sejak masa kuliah di Universitas Indonesia. Wina aktif di SKK Salemba Fakultas Hukum, sementara Hendry di media kampus Fakultas Sastra seperti Corat Coret dan Tifa Sastra.

“Wina itu sudah menulis di media umum sejak dulu, termasuk di Horison. Saya juga mulai menulis sejak 1978. Kami saling menghargai karya masing-masing,” ujar Hendry.

Dalam perjalanan karier, Wina tercatat sebagai salah satu penyusun Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999 dan pelopor lahirnya Peraturan Dewan Pers tentang Standar Kompetensi Wartawan.

Meskipun pernah berseberangan dalam dinamika internal PWI, Hendry menegaskan bahwa persahabatan mereka tetap terjaga.

“Pertemanan selama lebih dari 40 tahun membuat saya tidak bisa marah atau membenci Wina Armada, seberapa besar pun perbedaan kami,” katanya. “Wartawan itu intelektual. Biasa berbeda pandangan, dan hidup dalam keberagaman.”

Wina sempat mengajak Hendry untuk kembali ngopi saat mereka bertemu di acara buka puasa bersama di Hotel Fairmont, Maret lalu.

“Dia bilang, ‘Ndry, kapan-kapan kita ngopi ya. Ngobrol saja, jangan ngomongin PWI.’ Saya jawab, ‘Oke, siap. Aturlah waktunya’,” tutur Hendry.

Sayangnya, rencana sederhana itu tak pernah terwujud. Wina lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa setelah sempat dirawat karena serangan jantung.

“Saya masih merasakan hangat pelukan Wina, cium pipi kiri dan kanan. Rasanya belum hilang. Tapi kini, saya harus mengucapkan selamat jalan, sahabat,” ujar Hendry mengakhiri. (Anes-LN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *