ANAMBASBATAMDAERAHTANJUNGPINANG

Ady Indra Pawennari Pelopori Budidaya Padi di Pekarangan Rumah

Avatar photo
84
×

Ady Indra Pawennari Pelopori Budidaya Padi di Pekarangan Rumah

Share this article

TANJUNGPINANG, Liputannews.id — Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (KP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rika Azmi, meninjau budidaya tanaman padi di pekarangan rumah Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri, Ady Indra Pawennari, di Kelurahan Air Raja, Kota Tanjungpinang, Kamis (27/03/2025).

Dalam kunjungan yang didampingi oleh penyuluh pertanian tersebut, Rika Azmi menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Ady dalam membudidayakan padi di lingkungan perkotaan.

Menurutnya, langkah ini merupakan terobosan baru dan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian produktif.

“Pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya tanaman padi yang dilakukan Pak Ady ini patut kita apresiasi. Apalagi ini merupakan yang pertama kali di Tanjungpinang dan diharapkan dapat menginspirasi warga lainnya untuk ikut menanam padi di pekarangan rumahnya,” ujar Rika.

Ia menambahkan bahwa inisiatif tersebut sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Pemerintah saat ini tengah fokus dalam upaya swasembada pangan, dan Kepri diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target tersebut.

“Pemerintah memang sedang berkonsentrasi pada program ketahanan pangan, dan Kepri merupakan salah satu provinsi yang ditargetkan ikut berperan aktif. Mudah-mudahan Pak Ady bisa mengembangkan budidaya ini di lahan yang lebih luas lagi,” katanya.

Empat Kali Panen dengan Berbagai Varietas Padi

Ady Indra Pawennari, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Kepri, mengungkapkan bahwa ia mulai menanam padi di pekarangan rumahnya sejak tahun 2022.

Hingga saat ini, ia telah melakukan empat kali panen dengan berbagai varietas padi, seperti Ketan Hitam, CL 220, Inpari 32, dan SR.

Pada panen pertama, produktivitas hasil tanamnya hanya mencapai 2,5 ton per hektar. Namun, setelah melakukan berbagai perbaikan dalam teknik budidaya, produktivitasnya meningkat menjadi rata-rata 8 ton per hektar.

“Sebagai anak petani yang lahir dari keluarga petani, budidaya padi ini merupakan bentuk penghormatan saya kepada leluhur. Kita boleh menjadi wartawan atau pengusaha, tetapi jangan lupa dari mana kita berasal,” kata Ady.

Dukungan untuk Pemanfaatan Tanah Terlantar

Ady juga mendukung wacana yang dilontarkan oleh Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, terkait pemanfaatan tanah terlantar untuk pertanian.

Menurutnya, banyak lahan di Kepri yang terbengkalai akibat status Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Guna Usaha (HGU), padahal lahan tersebut berpotensi menjadi sumber produksi pangan.

“Ini wacana yang sangat baik dan patut kita dukung. Banyak tanah yang tersandra oleh HGB dan HGU tetapi dibiarkan terlantar. Padahal, jika dimanfaatkan, lahan-lahan ini bisa menjadi produktif dan berkontribusi pada ketahanan pangan,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tanaman padi yang ditanam di pekarangan rumah Ady—diberi nama Paviliun Nusantara—tampak mulai menguning. Dengan ukuran 4 meter x 9 meter, padi varietas SR yang sudah berumur 90 hari setelah tanam diperkirakan akan siap dipanen seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

Upaya budidaya padi di pekarangan rumah ini menjadi bukti bahwa pertanian perkotaan bisa menjadi solusi alternatif dalam mendukung ketahanan pangan, terutama di wilayah dengan keterbatasan lahan seperti Kepulauan Riau. (Anes-LN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *