ANAMBASBATAMDAERAHNASIONALTANJUNGPINANGUncategorized

Pasar Silika Meningkat, HIPKI Gagas Mekanisme Harga Global

Avatar photo
85
×

Pasar Silika Meningkat, HIPKI Gagas Mekanisme Harga Global

Share this article

JAKARTA, Liputannews.id —Meningkatnya permintaan global terhadap silika, terutama dalam bentuk pasir kuarsa berkualitas tinggi, mendorong Indonesia dan Tiongkok menjajaki kerja sama strategis dalam pembentukan harga acuan internasional untuk komoditas tersebut. Inisiatif ini diprakarsai oleh Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI) bersama Shanghai Metal Market (SMM), lembaga riset dan informasi harga mineral berbasis di Tiongkok.

Pertemuan antara HIPKI dan SMM berlangsung di sela-sela penyelenggaraan International Critical Mineral Conference (ICM) 2025, yang diadakan pada 3–5 Juni di Hotel Pullman, Jakarta.

Konferensi ini mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk membahas tata kelola dan masa depan mineral kritis, termasuk silika.

“Silika adalah salah satu mineral kritis yang memegang peran penting dalam mendukung transisi energi global. Oleh karena itu, HIPKI memandang penting adanya tata kelola yang baik dan berkelanjutan, dengan melibatkan para pemangku kepentingan internasional,” ujar Ketua Umum HIPKI, Ady Indra Pawennari, Kamis (5/6/2025).

Menurut Ady, kebutuhan silika meningkat pesat seiring penggunaannya dalam industri panel surya, semikonduktor, dan baterai. Namun, meski Indonesia memiliki cadangan besar pasir kuarsa, belum adanya mekanisme penetapan harga yang transparan dan disepakati bersama membuat posisi tawar Indonesia di pasar global masih lemah.

Menanggapi hal itu, SMM menyampaikan ajakan kerja sama kepada HIPKI untuk membentuk sistem harga referensi silika internasional.

“Kami ingin harga acuan ini mencerminkan kondisi nyata di lapangan dan bisa menjadi rujukan global. Dalam hal ini, peran negara produsen seperti Indonesia sangatlah penting,” ungkap Horin Dong, Senior Marketing Manager SMM.

Strategic Research and Development Officer HIPKI, Mokh Sobirin, menyambut baik usulan tersebut. Ia menyebut harga acuan sebagai alat penting dalam memperkuat posisi industri dalam negeri di pasar global.

“Pengalaman dari sektor nikel membuktikan bahwa harga acuan mampu menciptakan keadilan pasar dan mendorong pertumbuhan industri. Silika juga membutuhkan perlakuan serupa agar tidak terus berada di bawah dominasi pembeli,” jelas Sobirin.

Sebagai langkah konkret, HIPKI dan SMM sepakat membentuk tim teknis gabungan yang akan bertugas menyusun indikator harga, metodologi pengumpulan data, serta mekanisme partisipasi dari pelaku usaha sektor hulu dan hilir.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong terciptanya ekosistem pasar silika yang lebih sehat, terbuka, dan berkelanjutan, dengan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci di kancah global,” pungkas Sobirin. (Anes-LN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *